Contoh Karya Sastra Pantun
Peran pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan
kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir
tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir
asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan
hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun
biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir
dan bermain-main dengan kata. Seringkali bercampur dengan bahasa-bahasa
lain. Berikut contoh pantun (sebetulnya adalah karmina) dari kalangan
pemuda:
- Mawar merah tumbuh di dinding
- Jangan marah, just kidding
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur Pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama
menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi
pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi terkadang
bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun ini:
- Air dalam bertambah dalam
- Hujan di hulu belum lagi teduh
- Hati dendam bertambah dendam
- Dendam dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun
puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-5
kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
Komentar
Posting Komentar